hari jadi
komunika

BPBD Datangi Lahan Pertanian yang Terancam Kekeringan


  Senin, 19 Agustus 2019 12:02 am

Warga Tellulimpoe, Habring (kaos hitam) saat menunjukkan kondisi padi yang terancam kekeringan kepada Kepala BPBD Sinjai, Budiaman (dua dari kanan). Kepala BPBD turun langsung ke lokasi merespon keluhan para petani. (foto: doc BPBD)

Sinjai.Info, Tellulimpoe,– Warga Kecamatan Tellulimpoe, Habring, mengunggah status pada media sosialnya tentang ancaman kekeringan pada lahan pertanian miliknya dan warga Tellulimpoe lainnya. Ia berharap Pemkab Sinjai ada upaya dan solusi menyelamatkan tanaman yang tersisa, baik melalui pemanfaatan irigasi ataupun pembuatan sumur bor.

Tidak butuh waktu lama, keluhan dan harapan warga Tellulimpoe direspon cepat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sinjai. Bahkan Kepala BPBD Sinjai, Budiaman, langsung turun ke lokasi yang dimaksud pada Minggu (18/08/2019) siang. Ia ditemani Kepala Seksi Pencegahan pada Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD, serta operator Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Pusdalops-PB Sinjai.

Lokasi yang didatangi adalah area pesawahan di Desa Lembang Gogoso. Di desa ini ada sekira 30 hektar sawah milik petani yang mulai kekeringan. Jika tidak segera ditangani, petani terancam mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.

“Kami datang untuk merespon keluhan para petani sekaligus menyaksikan langsung kondisi padi para petani. Selain itu juga memantau tingkat ketersediaan air bersih di sekitar pemukiman warga.

Saat berada di areal pesawahan, beberapa petani justeru mengajak kami untuk melihat kondisi padinya pada beberapa petak sawah lainnya yang menurutnya masih berpotensi untuk diselamatkan dari kekeringan, selama irigasi Balang Riri yang ada di sekitarnya dapat difungsikan secara maksimal,” terang Budiaman.

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Minasae I Lembang Gogoso, Ridwan, bersama beberapa anggota kelompok tani lainnya memilih untuk bergotong royong dengan membiaya sendiri perbaikan irigasi sebagai satu-satunya harapan untuk menekan angka kerugian yang lebih besar bagi petani akibat kemarau.

Kepada Kepala BPBD Sinjai, ia membeberkan fakta bahwa jika potensi sumber air yang tersedia di sekitar lokasi tidak dapat dimaksimalkan dalam waktu singkat ini, baik itu yang bersumber dari irigasi maupun dengan pembuatan sumur bor, maka kerugian yang saat ini sudah mencapai 30 sampai dengan 40 hektar, hampir dapat dipastikan akan mencapai ratusan hektar.

“Semua upaya yang bisa kami lakukan secara bersama dengan para petani yang ada di sini, telah kita optimalkan, tetapi kami belum mendapat hasil yang maksimal, sehingga kami berharap agar segera ada langkah-langkah kongkret dari intansi terkait, baik yang menangani masalah irigasi maupun yang berkompeten untuk membantu pembuatan sumur bor,” harap Ridwan. (adv)

caleg

Berita Pilihan

Makassar Satu Kabar Muna Satu Kabar Satu Kabar
To Top